Danau Ranau
Danau Ranau adalah danau terbesar ke-2 di pulau Sumatera setelah Danau Toba. Danau yang memiliki luas 12 km persegi ini terletak di Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan, 315 km arah selatan Kota Palembang.Danau yang berada di Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan ini tidak hanya luas dan indah, akan tetapi udara di sekelilingnya juga sangat sejuk.
Selain menikmati keindahan Gunung Seminung dan birunya air danau, ada
beberapa tempat wisata lainnya di kawasan tersebut yang menjadi tujuan
dari para wisatawan, diantaranya Pulau Mariza, pemandian air panas dan
air terjun Subik Tuha.
Danau Ranau cukup dikenal bagi masyarakat Sumatera bagian selatan
seperti halnya Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di
Sumatera Barat. Karena pemandangan yang indah mengelilingi danau
tersebut.Di belakang danau tersebut terdapat Gunung Seminung
dengan tinggi 1880 meter di atas permukaan laut serta tebing dan barisan
perbukitan. Danau ini pun dikelilingi dengan area persawahan dan
perkebunan yang menjadi lahan pencarian bagi warga penduduk setempat.
Meskipun secara teori ilmiah sejarah terbentuknya Danau Ranau diyakini terbentuk akibat gempa tektonik dan letusan Gunung Merapi.Namun danau yang terletak di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung ini menyisakan segudang cerita melegenda pada masyarakat di sekitar tempat tersebut.
Menurut tetua masyarakat Ranau dan lima suku di OKU Selatan ini meliputi, Marga Ranau, Haji, Daya, Kisam, dan Semende dipercaya secara turun temurun bahwasannya asal usul, Danau Ranau ini berasal dari pohon ara raksasa.
Konon, di zaman dahulu tepat tengah-tengah danau saat ini tumbuh lah pohon ara raksasa berwarna hitam.
Menurut juru kunci makam Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, H Haskia. Danau Ranau terbentuk berawal ketika masyarakat berbagai penjuru daerah berkumpul di bawah pohon ara ingin mencari sumber air. Konon di waktu itu warga mengalami kesulitan air bersih.
Berkumpulnya masyarakat dari seluruh pelosok ini sendiri, setelah menerima kabar berita jika ingin mendapatkan sumber air, warga berbagai suku ini harus menebang pohon ara tersebut.Masyarakat yang berbondong-bondong berdatangan ini sendiri dari berbagai daerah membawa bekal makanan seperti, sagon, kerak nasi, untuk dijadikan bekal selama mencari batang pohon dipercaya akan mengeluarkan sumber air tersebut.
Setelah warga ini berkumpul, akhirnya mereka sepakat untuk menebang pohon ara raksasa ini. Namun, mereka dibuat kebingungan bagaimana cara menebang pohon ara raksasa nan besar ini.
Alkisah, sampai akhirnya ditengah kebingungan itu muncullah seekor burung hinggap diatas puncak pohon ara ini yang memberikan petunjuk, jika ingin menebang pohon ini, mereka harus memiliki alat bentuknya mirip dengan kaki manusia.
Akhirnya, warga ini bergotong royong membuat alat dari batu menggunakan gagang dari kayu. Setelah berbulan-bulan akhirnya pohon ara raksasa ini kemudian tumbang.Nah, dari lubang bekas pohon ara itulah mengeluarkan air dan akhirnya meluas hingga membentuk Danau. Sedangkan, batu, tanah dan pohon ara melintang besar akibat serpihan dari tumbangnya pohon ara menjadi bukit ada sekeliling Danau Ranau dan satu diantaranya adalah Gunung Seminung.
Di Danau Ranau juga ada Waterboomnya juga,Waterboom
dalam bahasa kerennya, bagi orang kota wahana bermain seperti ini
bukanlah hal yang baru atau wah. Tapi untuk wilayah Danau Ranau itu
sendiri, wahan bermain ini sangat baru bisa dikatakan demikian karena
belum lama berdiri.
Lokasi
waterboom itu sendiri terletak tidak jauh dari pusat keramaian, jika
posisi kita di pasar Banding Agung atau dari Dermaga Ponton (Sebutan
orang Ranau untuk tempat pelabuhan kapal air yang ramai disinggahi)
jaraknya kurang lebih 3KM dan lokasinya tempat di pinggir danau dibawah
perbukitan dan sedikit informasi bahwa air yang terdapat pada kolam
tersebut langsung diambil dari sumber mata air yang berada pada bukit
diatasnya sehingga menyebabkan air terlihat jernih dan bersih. Dan
jangan dilupakan kalau pagi suhu di Danau Ranau sangat dingin, kira-kira
samalah dengan Kota Pagar Alam (bagi yang sudah pernah berkunjung
kesana).
mantab
ReplyDelete